Sebelah Mana yang Kurang?

Sudah sekian lamanya saya nggak ngepost apa-apa di blog ini. Maafin dindun ya Allah... hehe...
Bukan sok sibuk, tapi memang sibuk... Kerjaan dikantor parah banget, sampai sabtu-minggu pun aku kerjaaaa.. lembuuurr... 
Ini sebenernya aku ngepost buat blog sebelah. Blog tentang pernikahan gitu.. Isinya orang-orang yang berbagi berbagai cerita mengenai pernikahan mereka, baik yang belum, sedang akan, baru saja, atau sudah menikah bertahun-tahun.. Iya, itu blog sekolahpernikahan.ning.com. Ngikutin blog ini bukan karena udah kebelet nikah sih, tapi seru aja baca kisah orang-orang. Ada yang galau, ada yang bahagia, ada yang biasa aja juga. Hehe... So, yuk mari disadaaaaap... 


Jadi, ceritanya, saya ini digolongkan kedalam kategori galau. Tapi galau santai. *apa lagi itu galau santai? hehe... Ya begini lah, kegalauan saya kadang munculkadang tidak, dan ketika muncul ya gitu-gitu aja.. Tidak memberikan tekanan yg berarti namun cukup mengisi relung pikiran. Hehe..

Kegalauan yang paling sering muncul dipikiran saya nggak jauh-jauh dari pertanyaan "Kenapa saya belum menikah?". Memang sih, secara usia saya belum telat menikah, masih 24 tahun. Tapi sebenarnya saya sudah pingin menikah dari tahun lalu. Saat itu saya sudah lulus kuliah dan baru mulai kerja, saya berfikir apa lagi yang saya tunggu. Calon juga sudah ada, kami sudah saling kenal dengan orang tua-orang tua kami, dan dianya juga sudah ingin menuju kesana. Tetapi kami sama-sama sepakat bahwa menikah itu bukan hanya urusan berdua. Memang yang akan menjalani intinya berdua saja, tapi menikah itu menyangkut hajat hidup orang banyak, terutama orang tua, dan keluarga serta kerabat. Jadi tidak bisa hanya diputuskan berdua saja.

Sementara itu, dari sisi keluarga saya, khususnya ayah saya, belum menginginkan saya cepat-cepat menikah. Beliau mensyaratkan minimal saya-nya sudah bekerja dan menikmati hasil kerja saya sendiri minimal selama 2 tahun. Karena menurut ayah saya yang namanya menikah itu nantinya akan banyak menyita hal-hal yang tadinya bisa dinikmati sendiri. Banyak orang yang mendengar cerita saya tentang alasan itu kemudian berkomentar bahwa argumen tersebut salah, justru menikah adalah indah, karena segala sesuatu jadi bisa dinikmati berdua. Sungguh, pemahaman saya juga seperti itu. Menikah dan bisa menikmati apapun berdua, adalah suatu kenikmatan. Tapi ternyata tidak untuk ayah saya. Pernah saya menyampaikan demikian, dan terbantahlah oleh nasihat ayah saya yang intinya "sudahlah, kamu nurut aja, nanti kamu juga pasti tau betapa yg ayah katakan ini benar. nanti kamu rasakan sendiri bedanya."

Saya yang anak bungsu ini, nggak berani menyanggah kata-kata ayah saya. Dua kakak saya telah menikah, dua-duanya perempuan, itu artinya anak ayah saya 3 orang, sudah 2 yang 'diambil' orang. Bisa jadi ayah saya punya perasaan tidak ingin cepat2 ditinggalkan anak bungsunya. Hal yang cukup wajar bukan?

Entahlah, saya nggak merasa harus memaksa ayah saya juga untuk dapat mengijinkan saya cepat menikah. Walau sebenarnya dalam hati saya sangat ingin. Some people in my position, may have their chance to fight their desire. Tapi saya cukup mafhum dan merasa masih sanggup menahan keinginan saya demi keinginan ayah saya.

Apapun alasan sesungguhnya, untuk beliau atau untuk saya, saya nggak berniat lagi untuk menyanggah. Yang ada difikiran saya, ketika ayah saya belum ridho, artinya Allah pun belum memberikan kesempatan untuk saya. Buat apa saya ngeyel. Mungkin memang waktunya belum tepat toh. Allah lah Yang Maha Mengetahui segala yg terbaik untuk hambaNya, ya kan?

Tidak cukup sampai disitu, sebenarnya yang membuat kegalauan saya timbul tenggelam adalah kenyataan bahwa rencana pernikahan teman-teman saya ternyata lebih lancar dan mulus ketimbang saya dan calon. Kebetulan saya dan calon dulunya adalah teman satu kampus, jadi teman-teman saya kebanyakan juga teman dia. Banyak diantara teman-teman kami yang menikah di tahun ini, dan sudah merencanakan menikah di tahun depan. Undangan bertebaran di media social maupun media-media komunikasi yang lain.
"Eh si itu mau menikah lho bulan 4 tahun depan."
"Oh iya..? Wah seneng ya.. moga2 lancar deh.."
"Iya... yaaaa satu lagi temen kita udah mau nikah... alhamdulillah.."
Setiap kali membahas ini, selalu berakhir ngambang seperti itu. Mau diterusin juga ujung-ujungnya malah bikin nggak enak. Pasti sampai juga ke pertanyaan "kita kapan ya?"

Kami bukan belum pernah mengajukan proposal ke orang tua saya, sudah kok. Bahkan dia memang telah dua kali datang dan 'nembung' (istilah jawa dari melamar) ke ayah saya. Sekali dia datang sendirian, yang kedua beserta ayahnya dan keluarga besarnya. Tidak, ayah saya tidak menolak, ayah saya hanya mengatakan "boleh, tapi ojo kesusu", artinya boleh tapi jangan buru-buru. Jadi acara lamaran kami tidak seperti acara lamaran biasanya dimana pihak perempuan telah memberi jawaban tentang kapan waktu pelaksanaan pernikahannya. Tidak apa-apa, saya tidak ingin memaksa ayah saya untuk mengambil keputusan soal kapan. Alhamdulillah calon saya juga tidak mengharuskan kami buru-buru menjawab kapan-nya.

Sungguh santai bukan? Makanya saya katakan kegalauan saya masuk kategori galau tapi santai. hehe... Kadang galau, kadang tidak... kadang kepikiran, kadang...ah nggak pernah nggak kepikiran sih.. hehe...
Balik lagi ke kondisi melihat teman-teman yang (menurut saya) rencana pernikahannya lebih lancar. Banyak diantara teman-teman yang menikah justru merencanakan pernikahan mereka dengan singkat dan tidak ada penundaan yang berarti, kecuali masalah antrian gedung, dan atau hanya menunggu turunnya SK, atau menunggu kelulusan kuliah salah satu dari pasangan itu. Bahkan mungkin ada yang baru saja memulai hubungan, baru saja kenal, tapi langsung merencanakan menikah dan alhamdulillah lancar. Sungguh rasanya bahagia melihat teman-teman yg mendapati rencana pernikahan mereka sangat mulus. Iya, bahagia, dan ada sedikit rasa iri. Sedikit saja.

Sering terbersit difikiran saya, apakah memang saya-nya yang belum pantas mendapatkan kesempatan itu..sebelah mana dari diri saya yang harus saya benahi hingga saya belum pantas menikah. Sering juga saya utarakan pertanyaan itu ke calon saya, dia hanya menjawab bahwa kita memang masih harus selalu berusaha memantaskan diri, sampai Allah lah yang menentukan kita sudah pantas atau belum. Bukan kita yang bisa menentukan. Kalau sudah begitu, sudah melayang lagi rasa galau saya. Hanya bisa tersenyum dan optimis dan berfikiran positif pada semuanya. Begitu...saja berkali-kali... hehe.. Itulah kenapa saya bilang saya galau santai... galau saya timbul tenggelam.. Kalaupun lagi timbul, ya gitu-gitu aja timbulnya... santai.. :-D

Sekian dari saya... mohon arahannya bagi yang mungkin berpengalaman lebih. Atau ada yang senasib dengan saya maybe.. hehe..

Terimakasih atas waktunya, untuk yang bersedia membaca curhatan saya yang panjang dan nggak santai, nggak sesantai galau saya.. hihihi..
:-)


Mohon pengertiannya bagi yang ingin ngetawain, jangan kenceng-kenceng ya... Hahah...

Kopaja PHP

Kopaja, buat yang nggak familiar, adalah singkatan dari Koperasi Angkutan Jakarta. Terus, kalo ada orang nyebut "kopaja" yang dimaksud ya salah satu angkutan umum di Jakarta berwujud mini bus dengan seat sekitar 26 kursi namun dapat menampung penumpang mungkin hingga 3x lipat dari jumlah kursinya. Ajaib kan? Biasa itu disini... hehehe.... Nih, gambarnya saya ambil dari google ya:

Pertama kali saya naik Kopaja itu... kapan ya.. udah lama banget waktu saya masih kecil. Karena dari kecil saya sering menghabiskan libur sekolah di Jakarta, nyusulin dua kakak saya yang memang sudah lama berdomisili (baca: kerja) di Jakarta. Namun, pas saya ikutan berdomisili (baca:kuliah) di Jakarta kira-kira tahun 2008, saya malah jarang naik angkutan umum karena pegang motor sendiri, jadi kemana-mana ya naik motor, nggak cuma dipegangi.

Motor saya bawa terus, waktu udah kerja pun (masih di Jakarta) saya masih bawa motor kemana-mana. Sampe akhirnya awal tahun 2013 kemarin saya terpaksa jual motor saya karena emang si Jenny (sebutan motor saya) udah tua. Tiap servis rutin nggak cuma bayar servis dan nggak cuma minyak oli yang minta ganti. Lama-lama minta ganti mesin juga ni motor, pikir saya. Daripada makin makan ati dan makan duit, mending buru-buru dijual aja sebelum makin parah tuanya. Hehe.. Lakulah Jenny dijual sama Papa saya di Solo. Harganya? Ada deeeeh..

Semenjak Jenny di jual, dan saya belum kuat beli motor baru, bahkan kredit aja belum kuat karena gaji belum turun sejak Oktober (curcol ini), jadinya saya lebih sering kemana-mana naik angkutan umum.

Saya sebenernya suka naik Bus Transjakarta (atau sebut saja baswe (busway maksudnya)) kemana-mana, tapi terkadang busway terasa lebih ribet karena transit-transitnya. Memang ada beberapa rute busway yang lebih ribet daripada bus/mini bus biasa. Disitulah datang kesempatan saya kembali menggunakan jasa Kopaja.

Singkat cerita, weekend kemarin saya berniat pulang ke Cilandak ke rumah kakak saya yang nomer satu. Semenjak kakak saya yang nomer dua pindah ke Magelang ya kakak saya di Jakarta tinggal yang nomer satu aja. 

Berangkat dari kos di Benhil sekitar jam 13.30, naik angkot ke Pasar Benhil, nyebrang via jembatan busway, trus nungguin Kopaja 19 jurusan Tanahabang-Ragunan. Nggak lama nunggunya, dapet deh, berdiri sih, nggak apa-apa kupikir, deket ini. Harusnya, kalau naik jurusan ini, saya tinggal turun di perempatan deptan trus nyambung angkot 61, sampe depan gang rumah. Tapi itu cuma khayalan belaka ketika tiba-tiba sang Kopaja 19 nurunin semua penumpang di Blok M dan disuruh ngelanjutin perjalanan pake Kopaja 605a. Turun deh saya, nunggu lagi. Untung nggak lama-lama 605a-nya lewat, dan pas aja sebentar setelah saya berada di dalam Kopaja tiba2 langit gelap dan menangis bercucuran air hujan. 

Sudahlah, saya putuskan untuk melupakan saja kekecewaan saya pada Kopaja 19 yang nggak bertanggungjawab. Bahkan sebenernya ini bukan kali pertama saya dikecewakan oleh Kopaja 19, dulu sudah pernah juga. 

Singkat cerita, besoknya, hari Minggu sore saya berniat pulang ke kosan. Karena udah ngelupain kekecawaan yang kemarin, saya nungguin Kopaja 19 dong di perempatan ampera. Nungguin dari jam 17.30 sampe jam 18.00 belum ada juga 19 yang lewat. Kecewaaaa lagiiii lah.. hahaha... Saya putuskan untuk naik jurusan lain yang lebih ribet tapi jelas ada mobilnya daripada musti nggak jelas dan bosen nungguin Kopaja 19 yang PHP (Pemberi Harapan PALSU).

Sudah cukup. Saya pikir 3x sudah cukup dikecewakan Kopaja 19. Geleng-geleng deh kalo dipikirin. Gimana orang Jakarta nggak males naik angkutan umum kalau kenyataannya angkutan umumnya kayak begini... Sopir-sopir angkutan umum mengeluhkan penumpangnya yang beralih ke busway, ya kupikir itu slah mereka sendiri. Kalo aja mereka nurutin SOP, ngerawat armada, jamin keamanan, nggak rebutan penumpang dan nggak seenaknya nurunin  penumpang, nggak akan tuh kehilangan penumpang. 

Jadi inget, saya pernah turun dari kopaja 608 itu pas minta berhenti, dituruninnya di tengah jalan. Beneran ditengah, di marka tengah. Udah gila mungkin sopirnya.

Yah begitulah kekecewaan saya kepada Kopaja, agaknya udah cukup  buat saya kapok dan jera naik Kopaja. Mending ribet-ribet naik busway lah daripada terlunta-lunta.




Asal Muasal Kata "Kepo"

"Eh..eh.. Pacar lo gajinya berapa?"
"Dih.. Kepo banget sih lo..."

Pernah mendengar percakapan sejenis itu? Atau mungkin pernah mengalami sendiri percakapan seperti itu? Hehehe.. Dewasa ini kita sangat sering mendengar kata "kepo" digunakan dalam percakapan sehari-hari. Di kantor saya pun sepertinya kata "kepo" ini masih jadi trending word. Apa sih arti kata "kepo" yang sebenarnya?

Setelah lama mencari-cari, saya akhirnya mendapatkan bermaca-macam penjelasan tentang "kepo" ini dari berbagai sumber, dan belum tau juga penjelasan mana yang paling benar. Hehehe... So, kita bahas satu-satu ya..

Definisi "kepo" yang paling pertama banget saya dapet ya dari memperhatikan percakapan orang lain. Seperti contoh percakapan diatas. Dari situ bisa kita tebak bahwa maksud kata "kepo" adalah "pingin tau banget". Ya kan? Dari situ saya baru mulai menggunakan juga kata "kepo".

Kemudian, pernah suatu saat ada temen yang bahas tentang "kepo" ini, salah satu dari mereka bilang kalo "kepo" itu aslinya singkatan dari "KElakuan POlisi". Hah? Apa hubungannya? Katanya kelakuan polisi kan suka nanya-nanya orang tuh, suka menginterogasi, jadi orang yang suka nanya-nanya kayak gitu disebut "kepo - kelakuan polisi".

Tadinya, dua definisi sudah berhasi membuat saya yakin bahwa kata "kepo" berasal dari analogi kelakuan polisi dan digunakan untuk menyebut orang yang banyak nanya karena pingin tau banget. Ternyata, masih ada banyak definisi lain yang keakuratannya sama saja belum terbukti.

Ke-kepo-an saya atas arti kata "kepo" kembali tergugah karena membaca linimasa twitter mbak Fira Basuki yang kemarin sempat menyebutkan kata "keypo" lalu kemudian memberikan sedikit penjelasan tentang kata ini. Ini dia tweet-nya:

"Hak Anda bertanya. Hak saya menjawab semua, sebagian, atau tidak sm sekali. Apalagi kl tll pribadi (keypo) :)))"
Setelah itu sepertinya ada seorang teman twitter mbak Fira yang bertanya apa itu "keypo". Kemudian mbak Fira menjelaskan bahwa "keypo" adalah asal mula kata "kepo" yang sedang sangat trending di percakapan anak gaul Indonesia. Menurut mbak Fira, keypo adalah kata dalam Bahasa Hokkien (bahasa yang digunakan oleh komunitas Tionghoa di Medan, Pekanbaru, dan Palembang), yang kemudian sudah menjadi kata serapan di Bahasa Singlish (Singaporean English). Arti dari keypo, menurut mbak Fira, adalah "ingin tahu", dalam konteks yang sama sekali tidak negatif. Berikut tweet lanjutan mbak Fira:
"Utk kt kaypoh lbh lanjut bs baca novel Jendela2. It's not negative word, artinya hanya: ingin tahu. Bukannya setiap org nanya itu ingin tahu?"
Kemudian teman twitter mbak Fira yang lain ikut manjawab mengenai "keypo" ini melalui tweet yang di retweet oleh mbak Fira:
"kaypoh is a singlish term of 'curious', terus di lidah org Indonesia berubah jadi 'kepo'...begitu kan ya, mba? #CMIIW :)"
Nah, dari situlah saya akhirnya penasaran dan jadi ikut "kepo" beneran, sampe nge-googling keyword "Asal Mula Kata Kepo" dan "kaypoh". Dan, hasilnya sangat beragam. Ada satu website yang memuat arti kata-kata gaul, yaitu http://kitabgaul.com/. Disitu dijelaskan beeeerbagai macam arti kata "kepo", antara lain:

1. Berasal dari bahasa hokkian. Ke = Bertanya, Po (Apo) = Nenek2. Jadi artinya nenek2 yg suka bertanya2. Pingin tau banget gitu.. Ini penjelasan yang paling banyak mendapat vote dari pengunjung. Tapi tetap saja tidak memberikan keyakinan atas arti kata "kepo". hehehe..
2. mau tau urusan orang lain. Vote terbanyak kedua jatuh pada opsi arti ini, namun masih terlalu general menurut saya.
3. (kata sifat) suka mencampuri urusan orang lain; gapil; usil. Asal: Bahasa Cina (Hokkian) kay poh (atau kaypo). Hampir sama seperti penjelasan nomor satu.
4. Kepo itu singkatan dari kira2 Knowing Every Particular Object. Artinya ya sama maknanya kayak mau tau aja. Nah ini nih, definisi lain lagi dari kata "kepo". Ada juga yang bilang kalau "kepo" itu singkatan dari Knowing Every Particular Object.
5. kea polisi (kyak polisi). Hahaha, ini mungkin yang bikin definisi agak alay.
6. singkatan dari kek pembokat (kayak pembantu), banyak nanya...disuruh ngrjain a byk tnya dulu, gag tanggap. Oke, yang ini agak keterlaluan.
7. Kata kepo berasal dari dua kata bahasa inggris menunjukkan "Care Full" artinya "Peduli banget". Kata 'Care Full' ini mengalami transformasi: Care Full -> Ker Pol -> Kepo. Hohoho.. Rupanya orang yang membuat definisi ini punya pikiran positif. Tapi memang masuk akal lho..
8. Kepo > bahasa Hokian. ga dimintai bantuan eh malah bantu. ga ditanya eh malah pasang gaya tao. Nobody ask her/him lah kok nimbrung ==a sih ?? Nah, yang ini agak nggak pas menurut saya, masa orang mau bantuin kok malah dimarahin. Apa salahnya?
9. Kepo adalah singkatan dari KElakuan POlisi. Seperti tugas polisi-polisi pada umumya yaa selalu bertanya-tanya kayak wartawan kalo misal kita lagi terlibat masalah sama polisi tersebut. Ternyata penjelasan ini mendapatkan 2 vote negatif. Ada yang nggak setuju rupanya sama singkatan ini.
10. ndeso/katrok.  Penjelasan yang paling nggak ada dasarnya, sampe dapet 4 vote negatif dari pengunjung.
Dari keyword "kaypoh" saya mendapatkan penjelasan tentang kaypoh dari dua sumber, yaitu wiktionary.org dan blog seorang Singaporean littlemskaypoh.blogspot.com.

Dari wiktionary, "kaypoh" artinya busybody atau "to act as a busybody". Busybody sendiri artinya adalah orang yg suka campur tangan dlm urusan orang lain. (dari Google Translate). Tidak berbeda, kalau dari halaman "About Me" di blog si Little Miss Kaypoh itu katanya "kaypoh" sama dengan busybody.

Dari berbagai penjelasan tentang "kepo" ini menurut saya mungkin yang paling kuat dasarnya ya yang dibilang mbak Fira Basuki dalam tweetnya. Tapi sekarang saya nggak akan ambil pusing dan bingung lagi tentang apa itu arti "kepo", yang penting tergantung konteksnya aja. Ya kan? :-)
.
.
.
.
.
.
.

By the way, kepo banget ya saya penasaran dan nyari-nyari asal kata "kepo" ini sampe googling segala...
:-D




Bandung Story (telon's memorable trip)

So, akhirnya saya punya waktu untuk menepati janji menulis menceritakan liburan telon awal bulan April lalu. Persis sebulan yang lalu, tepatnya tanggal 6 April 2012. Telon itu siapa? Telon itu ya kita. Hehe.. Saya dan lima gadis belia sahabat tercinta saya.

Sebenarnya Telon sudah merencanakan "liburan" sejak bertahun-tahun silam, saya bahkan udah lupa kapan itu. Tapi belum bisa terealisasi hingga kata "LULUS" tersandang. Entah bagaimana aawalnya, tiba-tiba Bulan Maret 2012 yang lalu muncul lah ide "liburan" Telon ke Bandung. Padahal diantara enam gadis manis ini nggak ada yang berdomisili di Bandung. Tapi yaaa justru itu.. hahaha... Namun sayangnya satu personil Telon ternyata nggak bisa ikut acara "liburan" kali ini dikarenakan suatu alasan yang teramat pelik untuk diceritakan.

Singkat cerita, tanggal 6 April 2012 Telon janjian ketemu di Bandung sekitar jam makan siang. Dengan segala teknis yang ruwet akhirnya Telon baru bener-bener ngumpul di Cihampelas Point Cipaganti. Sudah itu kita langsung check in di Guesthouse yg sudah saya book dari sehari sebelumnya, yaitu Guesthouse Pos Cihampelas. Letaknya didaerah Cicendo, dekat Hotel Novotel. Tampak depan, guesthouse ini sangat suram, tapi ternyata dalemnya oke-oke aja lho.

Di guesthouse kita mandi dan ganti baju, baru sudah itu kita keluar makan siang. Tujuan pertama makan siang kita adalah Gampoeng Aceh. Makanannya mirip cafe chennai di Bintaro Nine Walk, yaa semacam cafe India gitu deh. Tujuan setelah makan siang adalah BEC, kenapa? karena ponsel saya tiba-tiba rusak gara-gara malware Instagram. Maksud hati sih mau main instagram selama liburan, ternyata malah bikin petaka. Jadilah kita langsung cuuuuz ke BEC, bukan untuk beli hp baru sih, tapi ke Samsung Service Center yang ternyata hari itu tutup karena tanggal merah. huhuks.. Untung saya bawa ponsel Sony Ericsson saya yang walaupun keypadnya mencelat2 masih bisa juga dipakai. Karena di BEC nggak membuahkan hasil, jalan kaki lah saya sama Ayus ke BIP. Daaaan, sampe BIP ternyata Enduh, Dee, dan Adu yang naik mobil belum sampe. Wakakakaka... Malah muter-muter deh sama Jodi.

Oiya, perkenalkan, Jodi adalah sopir gaul kami selama di Bandung. Kalau mau tau seperti apa gaulnya sopir kami, bayangin aja penampilan Axel anak Titi DJ, persiiiiiss.... plus behel dan BB nya. hihi.. Sopir kami ini tergolong asik karena dia bisa merangkap jadi guide kami selama di Bandung. Dia tau semua tempat asik yang wajib dikunjungi di Bandung. Sayang sekali kami nggak punya fotonya Jodi.

Balik lagi ke cerita BIP, di BIP saya beli charger. Iya, karena saya nggak bawa charger Sony, bawanya Samsung. Dari BIP kita moving ke FO-FO. FO yang pertama The Secret di Jalan Riau, dilanjutkan ke FO Rumah Mode di Setiabudhi. Berhubung sudah malem, pulang ke penginapannya sekalian makan malam. Jodi nyaranin kita untuk makan di "Nasi Bancakan", rumah makan bergaya tradisional dengan alat-alat makan tradisional dan setting tempat yang entah sengaja atau tidak dibuat sangat lusuh dan berantakan. Hahaha.. Tapi makanan disini lumayan laah..

Pulang lah kita ke guesthouse dan cepat-cepat istirahat karena besoknya kita mau ke Trans Studio, Indoor Theme Park di Bandung. Yaa semacam Dufan gitu lah, tapi indoor.

Sengaja kita berangkat pagi ke BSM biar nggak antri-antri banget di Trans Studionya. Berangkat lah kita setelah santap free breakfast dari penginapan kita. Dijalan, kita memutuskan untuk sarapan lagi karena nggak kenyang cuma sarapan roti bakar dan teh panas. Hahaha.. Mampirlah kita di tukang bubur dideket BSM. Pesan bubur untuk 5 orang dan ternyata tinggal tersisa 2 porsi. Saking kreatifnya Telon, kita minta si abang bubur untuk menjadikan bubur dua porsi ini menjadi lima porsi. Superb.

Sudah sarapan kita langsung cuuuuz ke Trans Studio dan menghabiskan waktu disana sampai Ashar. Dari Trans Studio kita langsung berencana pulang ke Jakarta, dan masih diantar Jodi karena memang kita book dia dari Jumat sampai Minggu (2 x 24 jam).

Nah, kebetulan dong, mumpung masih ada waktu, muncullah ide Telon jadinya nggak langsung ke Jakarta, tapi pulangnya ke Rumah Dewi (yang nggak ikut liburan) di Tangerang. Nah, ini nih.. Proses menemukan rumah Dewi ini nih yang jadi petualangan tak terlupakan. Dan serunya, Jodi sopir gaul kita ini orangnya nggak gampang menyerah lho. Dia ikut bingung karena memang belum pernah menjamah daerah Tangerang, apalagi sepelosok rumah Dewi ini. Hahaha.. Amazingly, ketemu!! Haha...

Rencananya sih Telon nginep di rumah Dewi dan Minggunya langsung ke Bandara nganter yang bertolak ke Probolinggo dan Solo. Berhubung ponselku butuh perawatan khusus, aku nggak bisa ikut deh, dan balik duluan pagi-pagi bangetnya.

Over all, liburan Telon memorable banget lah. Saya sendiri sebenarnya nggak menyangka bisa kumpul dan liburan sama Telon justru disaat kita sudah benar-benar dipisahkan oleh jarak. :)


Tapi yaa.. inilah Telon.. dan sampai nanti kita tetap akan begini.. :)






PS: I love Telon *smooch..

I don't know how to spell L'Arc-en-Ciel well, indeed.


Pertama kali tau ada band Jepang bernama L'Arc-en-Ciel itu kalo ngga salah pas SMA, entah kelas berapa. Itu pun cuma curi pandang dari judul berita di TV. Ya cukup tau aja lah, gitu mungkin istilahnya. Memang kala itu aku sangat tidak tertarik pada hal apapun mengenai negara-negara di Asia Timur. Ngga ada alasan khusus, simple aja, cuma ngga tertarik, bukan ngga suka juga.

Suatu hari aku denger salah satu lagunya L'Arc-en-Ciel diputer di radio, lalu cuma komentar "Oh, ini lagunya". Nah berhubung taunya band ini namanya L'Arc-en-Ciel , bingung lagi deh waktu ada yang bilang namanya Laruku. Sempet juga kukira L'Arc-en-Ciel itu beda sama Laruku, dan lagi-lagi kala itu aku ngga peduli, cenderung ngga tertarik ah intinya. Setelah beberapa saat, mungkin setahun atau lebih barulah kutau kalau mereka sama aja, L'Arc-en-Ciel ya disebut juga Laruku. 

Sebatas itu aja aku tau tentang band Jepang beraliran Rock Punk ini, padahal si pacar suka banget ama band ini dan seringkali pas telponan backsound-nya ya lagu-lagunya Laruku. Tapi ya, ya memang sebatas tau aja. Hehe...

Minggu lalu denger kabar band ini akan menggelar tour di beberapa negara di dunia, salah satunya Indonesia. Kebetulan Indonesia kebagian jadwal tour di bulan Mei tahun ini. Berhubung si pacar sama adiknya emang hobi banget sama Laruku, jadi mereka berdua pingin ngusahain bisa dapet tiket nonton konsernya Laruku di Jakarta. Waktu si pacar lagi getol-getolnya mantau rajakarcis.com, dengan bodohnya aku ngomong "Biasanya sih cepet abisnya tuh tiket, sehari juga bisa ludes". Jegeeeerrrrrr... Geger deh. Dia merasa aku matiin harapan dia buat ngusahain tiket Laruku, padahal aku ngga bermaksud gitu. Spontan aja ngomong gitu karena biasanya konser-konser bagus memang begitu. Duh nyesel deh ngomong gitu, hehe, ngga pikir panjang sih. Tapi berhubung pacarku baik ya dianya maafin aku, hihi.

Beberapa hari setelah kejadian itu, aku ketemu dong sama temenku yang namanya Wahyu. Dia suka banget sama semua hal yang berbau Jepang, termasuk Laruku. Yang mengejutkan, sekonyong-konyong dia bilang " Eh, jadi udah dapet tiket konsernya Laruku? Entar kalo jadi nonton aku titip salam buat Hyde ya". Bah. Aku ngga tau Hyde itu siapa, tapi dari kalimatnya sih kayaknya itu personil Laruku ya. Hahahahaa...

Baiklah, demi kemaslahatan bersama, akhirnya aku memutuskan untuk googling dan wiki-ing, tanpa 9gag-ing, tentang L'Arc-en-Ciel ya disebut juga Laruku. Ngga ada salahnya juga  memperluas wawasan.

Jadi, ternyata....

L'Arc~en~Ciel dalam bahasa Jepang-nya: ラルク アン シエル Raruku An Shieru >> makanya jadi disebut Laruku. Nama "L'Arc~en~Ciel" berasal dari sebuah kata dalam bahasa Perancis yang secara harfiah berarti "lengkungan di langit" atau "pelangi", nama ini diambil dari judul sebuah film Perancis yang pernah ditonton oleh Tetsu. Tetsu itu siapa? Tetsu itu bassis sekaligus founder band yang didirikan pada Februari 1991 ini. Personilnya ada Hyde (vokal), Ken (gitar), Tetsu (bass), dan Yukihiro (drum). Untuk sejarah dan perjalanan Laruku secara detil baca aja dimari >> via wiki.

Album-album Laruku yang udah di rilis:

Selengkapnya baca dimari >> L'Arc-en-Ciel discography





[Source: larc-en-ciel.com and wikipedia.org]
See also ---->>  20th L'Anniversary L'Arc-en-Ciel World Tour

Hama Beads | Mainan edukasi yang disulap jadi hiasan unik.

Sebagian diantara kita pasti ada yang pernah mendengar nama "Hama Beads", mungkin dari internet atau mungkin juga dari saya sendiri. :D Hama beads atau manik-manik Hama ini sebenarnya adalah mainan edukasi untuk anak-anak dari usia balita hingga usia sekolah. Asal muasal mainan ini adalah dari negara Denmark.


Mainan yang berupa manik-manik berbentuk silinder dengan tiga macam ukuran diameter ini dibuat dari plastik karet dan diberi berbagai macam warna. Ukurannya sendiri terdiri dari: Mini Beads 2.5mm, Midi Beads 5mm, dan Maxi Beads 10mm. Sedangkan ukuran yang paling populer yaitu Midi Beads 5mm, karena tidak terlalu rumit namun bisa lebih detil. Ini dia perbandingan hasil desain ketiga ukuran Hama beads:


Hama beads sebenarnya dibuat untuk sarana belajar anak-anak, yaitu pengenalan bentuk dan warna, serta koordinasi tangan dengan mata. Bulatan-bulatan manik-manik yang berbentuk silinder disusun pada papan "pegboard", yaitu papan khusus yang didesain dengan berbagai bentuk yang familiar dan tergolong mudah bagi anak-anak. Ada pula seri-seri khusus yang dibuat dengan bentuk karakter-karakter kartun seperti Cars, Barbie, Mickey, dan lain lain.

Pegboard Bentuk Anjing

Pegboard Bentuk Gajah

Ada berbagai macam cara memainkan hama beads, salah satunya dengan menyusun bentuk/karakter diatas pegboard, selain itu bisa juga dirangkai dengan menggunakan senar/benang elastis, dapat juga disusun dan direkatkan dengan lem tembak hingga menyerupai karakter tertentu.
Dirangkai dengan lem tembak



Dirangkai dengan tali/benang

Disusun dengan pegboard dan direkatkan dengan pemanas.

Hama beads dapat dijadikan berbagai macam aksesori seperti gelang, kalung, gantungan kunci, hiasan dinding, hiasan kulkas, hiasan pintu, aksesori kendaraan, dan sebagainya. Warna dan bentuk dapat disesuaikan dengan keinginan. :)


Ngomong-ngomong, saya sekarang sedang memulai merintis bisnis handmade accesories berbahan dasar Hama beads. Kunjungi [Me Likey.] ya, boleh dilihat-lihat dulu, bila tertarik hubungi nomer yang tertera disitu, atau tweet ke @MeLikeyID.

Welcome Back to Me!

Ah.. Dasar dindun.. Malesan mulu mau nulis blog doang... Ide-ide berkeliaran kemana-mana juga mubadzir kebuang gitu aja... Heheheheh... Malu sebenernya, lihat temen-temen rajin bener post barunya bermunculan terus. Waktu ada, laptop ada, internet ada, kurang apaaaa coba.

Alamat blog disebar kemana-mana tapi diliat isinya post terakhir aja udah setengah tahun lebih yang lalu. Hihihih.. Cape deh...

Gimana ya caranya biar giat nulis? Anyone?

*brb download aplikasi blogger buat HP*
(ada ngga sih?)