Pendakian Hidup

Rasanya seperti dipaksa ikut pendakian masal, padahal mereka tau aku ngga kuat dan ngga punya ability untuk naik gunung, tapi mereka janji bakal bantu, narik dari atas dan dorong dari bawah. Aku ngga yakin bisa.

Setelah melalui proses pemaksaan yang cukup pelik, dan dengan banyak pertimbangan, akhirnya aku mau ikut.

Aku, dan mereka, memulai pendakian ini dengan optimis. Sampai ditengah-tengah aku baru sadar, mereka yang membantu aku ternyata ngga bener2 bantu. Cuma terlihat mendorong dari bawah, dan terlihat narik dari atas. Sambil mengeluhkan ketidakmampuanku dalam hati masing-masing. Mungkin mereka capek membantu aku yang masih saja ngga mampu dan terlalu merepotkan. Seolah sia-sia.

Aku bingung, aku harus gimana. Aku ngga bisa menyalahkan mereka dan ngga bisa juga nyalahin diriku sendiri. Aku ngga bisa seenaknya balik ke kaki gunung dan berlari pulang. Aku sudah terlalu jauh dari rumah, tapi masih lebih jauh lagi dari puncak.

Aku ngga ingin nyalahin siapa-siapa. Aku hanya ingin mereka tau, aku masih tetap ingin melanjutkan pendakian ini sampai puncaknya, dan aku ngga bisa melakukan itu tanpa mereka.

Seharusnya justru bagus jika mereka tau tentang segala ketidakmampuanku, karena dengan itu harusnya mereka tau bagaimana harus bersikap. Bagian mana yang mereka harus bantu dorong, seberapa kuat tarikan yang harus mereka buat. Seharusnya pengetahuan mereka tentang ketidakmampuanku mendaki bukan menjadi suatu alasan untuk mereka ninggalin aku dan ngebiarin aku berusaha sendiri.

Aku sudah sejauh ini. Jika aku lihat lagi diawalnya, kenapa aku berani mengambil keputusan seperti ini. Kenapa aku mau mendaki bersama mereka, padahal kami sama-sama mengerti tentang ketidakmampuanku. Karena aku berfikir, aku akan baik-baik saja dengan bantuan mereka. Pendakian ini akan baik-baik saja karena ada mereka disamping-sampingku. Ada mereka yang akan selalu meng-cover kekuranganku. Sambil tentu saja aku pun belajar mengatasinya sendiri. Semua butuh waktu, butuh proses yang melibatkan mereka didalamnya.

Aku hanya ingin mereka tau, aku butuh mereka didekatku. Aku butuh mereka berbicara padaku tentang aku seharusnya A, tidak boleh B, sebaiknya C, jangan D, dan segala sesuatu yang aku tidak tau, aku tidak bisa, tapi mereka tau dan bisa.

Aku sama sekali ngga ingin mereka menjauh. Dan aku ingin mereka tau, aku punya kemauan untuk bisa, mengatasi ketidakmampuanku, memperbaiki kekuranganku. Itu saja.

Aku hanya manusia biasa yang punya kekurangan dan butuh teman-temanku untuk memperbaiki kekurangan itu..
Surely, aku akan menerima bantuan sekecil apapun.
Dan aku akan sangat berterimakasih untuk yang mau melakukannya, sincerely...

:)

0 replies:

Post a Comment